tilang polisi yang pertama pada Q
Posted by rize ramadhan
Awalnya Q brangkat kesekolah, pagi itu
q berangkat sendirian.dari awal Q
sudah agak terlambat dari
biasanya berangkat ke sekolah.
Dari kejauhan, lampu lalu-lintas
di perempatan itu masih menyala hijau.
q segera menekan pedal gas kendaraannya.
Q tak mau terlambat.Apalagi perempatan
di situ sudah terkenal cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama.
Kebetulan pada waktu itu jalan di depanQ
agak lenggang.Lampu berganti kuning.
HatiQ berdebar berharap semoga Q bisa melewatinya segera.
Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.
Q bimbang, haruskah Q berhenti atau terus saja.
"Ah, Q tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,
" pikirQ sambil terus melaju.
Prit! Di seberang jalan seorang polisi
melambaikan tangan memintanya berhenti.
Qpun menepikan kendaraan agak menjauh
sambil mengumpat dalam hati (ah.. sial).
Dari kaca spion q melihat siapa polisi itu.
Wajahnya tak terlalu asing bagiQ.
Hey, ternyata seseorang yang sering
Q temui di daerah rumah Q , . HatiQ agak lega.
Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
"Hai, mas(stt...disamarkan) Senang sekali ketemu kamu lagi!"
"Hai, ko." Tanpa senyum.
"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya
memang agak buru-buru. saya sudah terlambat jam pertama nieh mas
"Oh ya?" Tampaknya mas agak ragu.
Nah, bagus kalau begitu. "mas, hari iniq ada ujian .
Tentu aku tidak boleh terlambat, dong."
"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering
memperhatikanmu melintasi lampu merah di
persimpangan ini."
Sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Qharus ganti strategi.
"Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh,
tadi Q tidak melewati lampu merah.
Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.
" Aha, terkadang berdusta sedikit bisa
memperlancar keadaan, pikirQ.
"Ayo dong ko. Kami melihatnya dengan jelas.
Tolong keluarkan SIM.
Dengan ketus Q menyerahkan SIM lalu masuk
ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya.
Sementara mas menulis sesuatu di buku tilangnya.
Beberapa saat kemudian mas
mengetuk kaca jendela.Q memandangi wajah mas
dengan penuh kecewa.Dibukanya kaca jendela itu sedikit.
Ah, lima centi sudah cukup
untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-
kata mas kembali ke posnya.
Q mengambil surat tilang yang diselipkan MAs
di sela-sela kaca jendela.Tapi, hei apa ini.
Ternyata SIM-nya dikembalikan bersama sebuah nota.
Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa?
Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Q membuka
dan membaca nota yang berisi tulisan tangan mas...
Halo ko,
Tahukah kamu ko, aku dulu mempunyai
seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah
meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut
menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum
penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa
bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi.
Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada.
Kami masih terus berusaha dan berharap agar
Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak lagi
agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami
mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa
sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku ko.
Doakan agar permohonan kami dapat
terkabulkan. Berhati-hatilah.
- mas.
Q terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan
mencari mas. Namun, mas sudah meninggalkan
pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan
pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak
tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.
Tak selamanya pengertian kita harus sama
dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita
tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat
berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati dan
jangan lagi suka menerobos lampu merah!
0 komentar:
Posting Komentar